Review Ghost Writer (2019)

Source: IMDB

About Film

Title : Ghost Writer
Cast : Tatjana Saphira, Ge Pamungkas, Deva Mahenra
Directed by : Bene Dion Rajagukguk
Produced by : Ernest Prakasa, Chand Parwez
Production Company : Starvision
Release Date : 4 June 2019
Running Time : 97 min
Country : Indonesia
Language : Bahasa

--------------------✿✿✿--------------------

Trailer


--------------------✿✿✿--------------------

Time to Watching Movie ━ Sesuai dengan judulnya, film ini menceritakan tentang ghost writer. Sebelumnya untuk yang belum tau, apa sih artinya ghost writer? Jadi, arti dari ghost writer itu kira-kira adalah sosok/seorang yang menjadi penulis di suatu media tanpa menyantumkan dirinya sebagai penulis, bisa jadi ditulis sebagai anonim atau pinjam nama orang lain. Alasannya? Beragam. Ada yang karena gak pede, tuntutan pekerjaan, dan sebagainya.

Nah, tapi kamu bisa bayangin gak sih kalau ghost writer kamu (bayangkan aja jika kamu seorang penulis) adalah beneran "ghost" atau hantu. Serem banget!

Di film ini menceritakan tentang Naya (Tatjana Saphira) adalah seorang penulis fiksi, yang saat itu kondisi penjualan bukunya sedang kurang baik. Kemudian dari pihak penerbit menyarankan Naya untuk kembali memberikan draft novel baru untuk diterbitkan. Saat itu juga, kondisi keuangan Naya sedang menipis karena harus membiayai sekolah adiknya dan baru aja pindahan rumah, sehingga Naya kesulitan mencari ide baru untuk menulis.

Pindah ke fokus cerita di sampingnya, rumah yang baru aja Naya beli dan tinggali terkesan aneh dan menyeramkan. Beberapa kali dia, adiknya, bahkan pacarnya Naya (Vino, diperankan oleh Deva Mahenra) pun merasakan keanehannya.

Suatu hari, Naya tidak sengaja pergi ke gudang yang letaknya tepat di atap kamarnya untuk sekedar lihat-lihat. Di situ ia menemukan sebuah buku harian. Karena penasaran, akhirnya Naya membaca isi buku tersebut. Ternyata pemilik buku tersebut adalah Galih (Ge Pamungkas), yang sebelumnya tinggal di rumah tersebut (dan tidur di kamarnya Naya) tapi telah meninggal karena bunuh diri. Dalam buku tersebut, Galih menceritakan semua perasaan terpendamnya terhadap orangtuanya sejak kepergian adiknya, Bening.

Naya yang tertarik dengan isi buku tersebut kemudian mendapatkan inspirasi untuk dituliskan ke dalam bentuk fiksi. Sejak itu juga, Galih menampakkan dirinya di depan Naya dan tidak setuju dengan keinginannya untuk menuliskan ceritanya tersebut ke dalam bentuk fiksi. Setelah beberapa perdebatan, akhirnya pun Galih setuju ceritanya ditulis oleh Naya. Bahkan, Galih juga yang menjadi "ghost writer" Naya.

Alih-alih lancar bagi Naya untuk kembali  menulis dan menerbitkan buku, justru malah mengundang beberapa konflik dalam perjalanannya menulis buku.

Sekian lah sinopsis dari cerita yang disuguhkan film ini. Awalnya saya cukup pesimis dan ragu untuk nonton film ini, karena saya pun gak suka dengan cerita horor. Saya pikir film horor di Indonesia itu terlalu 'basi' untuk ditonton. Tapi dengan cukup banyaknya selentingan komedi yang membumbui cerita di film ini, rasanya oke juga buat dinikmati. Terpentingnya, saya gak menyesal nonton film ini.

Saya juga cukup baru menikmati film karya dari Ernest Prakarsa. Sebenernya gak pernah perhatiin sih itu karya filmnya siapa hehehe. Cuma yang penting nonton aja ha ha, maklum lah kan saya mah bukan kritikus film.

Penulis Fiksi

Salah satu faktor tertarik nonton film ini karena nyeritain tentang penulis fiksi sih ehehe, saya pengen jadi penulis fiksi yang kebetulan belum kesampaian mimpinya. Kalo nonton ini jadi mikir juga "apakah penulis fiksi merasakan se-depresi itu kalo belum juga muncul ide untuk karya selanjutnya?". Tatjana juga cukup baik menyampaikan kesan 'penulis' di dirinya di film itu.

Source: sikatfilm.xyz

Source: IMDB

Ghost Writer yang Beneran Hantu

Menariknya dari film ini adalah menceritakan sosok ghost writer yang beneran hantu, seperti yang saya sebutkan di atas. Tapi dengan pilihan karakter itu, juga ga membuat film ini memaksakan unsur komedinya. Menurut saya, percakapan antara Naya dan Galih sebagai penulis dan ghost writer juga sangat lucu, apalagi Galih yang sifatnya terkesan kaku dan agak polos.

Source: IMDB

Source: IMDB

Source: skrin.id

Sejak awal pertemuan mereka, saya sih udah menebak kalo akhirnya mereka akan berteman baik. Saya juga sempet mikir, apa jangan-jangan Galih ini sebenernya naksir Naya? Mungkin kalo dia masih hidup, bakal nyalip Vino buat ngambil hatinya Naya. Saya juga lebih dukung Naya-Galih daripada Naya-Vino hahaha. Hidup Galih! Turunkan Vino! #loh #bukankampanye

Source: m.medcom.id

Selentingan Komedi yang Pas

Saya sudah bilang sebelumnya kalo waktu awal nonton, saya ga berharap banyak sama film ini. Dengan genre film horor komedi, saya gak terlalu yakin film ini juga akan kental nsur komedinya. Tapi tenang aja, dugaan saya salah. Ada banyak selentingan komedi, dari mulai level sederhana sampai ke level tinggi, berhasil masuk dengan tepat dalam cerita horor yang udah dibangun di awal cerita. Dibantu dengan beberapa peran yang diperankan oleh Ernest sendiri, tentunya dengan beberapa komika seperti Arie Kriting dan pemain film komedi ternama, Asri Welas membuat film horor komedi ini juga gak terasa serem-serem amat 😂

Source: IMDB

Source: IMDB

Terharu 😢

Gak ketinggalan juga saya bahas ini. Ending film ini bikin saya sangaaat terharu, kalo penasaran kalian harus nonton sendiri. Selain itu flashback cerita tentang Bening saat kematian Galih, juga bikin terharu. Pokoknya film ini yang bikin terasa horor cuma karena efek suara dan mengagetkan munculnya Bening aja (sukanya muncul tiba-tiba, jadi siapkan jantungmu saat nonton ini wkwk). Selebihnya lebih menonjol bagian komedi dan drama. Tapi tetep oke kok ceritanya hehe.

Source: IMDB

Saya cukup puas lah dengan cerita film ini, gak mengecewakan seperti ekspektasi pertama saya. Jangan lupa siapin tisu di akhir cerita kalo kalian gampang mewek! Hehehehe

--------------------✿✿✿--------------------

Rating : 4/5

Hope you enjoy this review and spoiler
Thanks for dropping by!
Related Post:

Comments

My Friends

Total Views

6229

Let's Read My Other Blogs Too !