Review The Half of It (2020)

Source : IMDB

About Film

Directed by : Alice Wu
Produced by : Anthony Bregman
Production Company : Likely Story
Release Date : 1 Mei 2020
Running Time : 104 min.
Country : United States
Language : English

--------------------✿✿✿--------------------

Trailer


--------------------✿✿✿--------------------

waktunyasantai ━ Halooo saya balik lagi! Setelah sekian lama menghilaaaang dan biarkan saya curhat sedikit haha. Berawal dari selama beberapa hari itu saya merasa ga sehat, akhirnya saya menghentikan semua aktivitas menulis saya. Padahal waktu itu saya lagi review serial Money Heist dan ada antrian film yang mau saya review juga. Belum lagi, saya juga mau review drama dan kirim-kirim artikel di platform lain. Yah, namanya juga sakit kan mana tau ya kapan datengnya. Alhasil blog ini terlantar. Setelah saya balik nulis lagi, saya malah keasikan review drama hehe maafkan sayaaa. Eh tapi ada yang nungguin tulisan saya ga sih? Wkwkwk pede amat ngomong gini taunya ga ada yang nungguin 🙈

Nah, salah satu antrian film yang mau saya review nih The Half of It. Sebenernya saya ga tertarik amat sih mau nonton ini. Cuma kok banyak yang bilang bagus katanya. Akhirnya saya nonton juga deh haha segampang itu ngebujuk saya nonton.

Film ini menceritakan tentang Ellie Chu (Leah Lewis), seorang gadis pendiam dan menjadi satu-satunya yang memiliki keturunan Tiongkok. Ia juga berbakat dalam menulis. Tak jarang Ellie memanfaatkan kemampuannya tersebut untuk membuka jasa menulis bagi teman-teman sekolahnya yang membutuhkan untuk mengerjakan tugas sekolah. Selain itu, Ellie juga mahir dalam bermain alat musik, seperti piano dan gitar.

Suatu hari teman sekolah Ellie, Paul Munsky (Daniel Diemer), meminta bantuannya untuk menulis sebuah surat cinta yang akan diberikannya ke Aster Flores (Alexxis Lemire), salah satu gadis populer di sekolahnya yang sangat cantik. Paul merasa kesulitan untuk mendekati Aster, karena Aster adalah gadis yang pintar dan suka membaca buku, sedangkan dirinya tak mengerti hal tentang buku. Saat Paul memutuskan untuk menulis surat kepada Aster, ia juga merasa tak mampu menuliskan kata-kata yang baik. Meskipun sempat menolak permintaan Paul, akhirnya Ellie setuju untuk membantu Paul menuliskan surat kepada Aster.

Source : IMDB

Tak hanya membantu Paul bersurat, Ellie juga membantu Paul untuk membalas chat dari Aster dan membantu mereka bertemu. Seiring berjalannya waktu, Ellie dan Paul menjadi sangat akrab bahkan di saat mereka tak membahas tentang Aster. Namun ternyata, Ellie juga menaruh hati kepada Aster karena merasa memiliki banyak kesamaan hal yang disukainya. Selanjutnya, Ellie, Paul, dan Aster berusaha menyelesaikan konflik ini dengan cara mereka masing-masing.

Source : IMDB

Nah itu sinopsis singkat dari film ini ya. Walaupun ini film romance tapi ga banget-bangetan kok masih wajar dan enak ditonton santai. Apalagi kalo kamu suka cerita tentang anak sekolahan (si Doel kali ah), mesti coba nonton film ini deh. Oh iya, film ini ditayangin di Netflix loh. Coba deh buruan cari disitu kalo mau nonton haha.

Beda dari Film Remaja Kebanyakan

Kalo perhatiin di prolog film ini disebutin 'ini sebuah kisah cinta yang berbeda'. Biasanya kalo film-film remaja tuh pembawaan ceritanya ringan, soal cinta monyet atau kehidupan sekolah. Emang di film ini sih juga gitu, ga jauh beda. Tapi kalo diperhatiin, The Half of Itberusaha membawa cerita cinta remaja ini beda dari biasanya yang cuma sekedar suka-sukaan lalu pacaran atau ditolak atau berantem atau putus (kebanyakan ataunya haha). Pada akhirnya kisah cinta remaja disini sebagai penghantar untuk menyampaikan pesan yang lain. Kalo mau tau alasannya, kita lanjut ke sub-bab berikutnya!

Tentang LGBT dan Rasisme di dalam Film Remaja

Alasan yang membuat film remaja ini beda, ya yang disebutin di judul sub-bab ini, LGBT dan rasisme. Rasanya saya belum pernah menemukan film remaja yang mengangkat cerita begini karena cukup kontroversial juga. Ellie Chu, gadis keturunan Tiongkok satu-satunya di sekolah menerima perlakuan ga enak atau di-bully oleh temen-temen sekolahnya. Dengan sebab yang gak jelas kalo dia bukan Americans. Ellie menerima perlakuan rasis dari temen-temennya dan membuat dirinya jadi orang yang pendiam dan tidak percaya diri. Selain itu, hampir menuju akhir cerita akhirnya kita juga akan dikejutkan oleh fakta bahwa Ellie adalah seorang LGBT. Hal tabu yang dibahas dalam film remaja, juga yang dirasakan gadis seusianya.

Source : IMDB

Penyelesaian Konflik yang Terburu-Buru

Kalo diperhatiin, di film ini muncul konflik puncak justru saat sudah hampir di akhir cerita. Adegan di dalam gereja, di mana Ellie mengakui perasaan dan pemikirannya tampaknya menjadi puncak konflik dari kisah drama remaja ini. Hal ini membuat kemunculan konflik terasa basi dan akhirnya solusi yang ditawarkan juga terkesan terburu-buru. Meskipun gitu, untungnya cerita ini mengalir aja dan tetep bisa dinikmati. Tapi ya aneh aja, baru konflik kok tiba-tiba tamat. Sayang aja sih.

Source : IMDB

Chemistry yang Kuat dari Pemain yang Apik

Saya ga pernah denger nama-nama pemain utamanya di film lain. Jujur aja itu bikin pesimis dan ga mau berharap banyak dari film ini. Tapi termyata cerita yang ditawarkan di trailer ga cuma PHP kayak gebetan aja #lohkok Kedekatan antara Ellie dan Paul terasa nyata dan saling mengisi sebagai sahabat.

Source : IMDB

Pembelajaran Tentang Cinta

Di film ini akhirnya kita bisa belajar tentang cinta, yang ternyata ga melulu soal cinta sesama lawan jenis. Dengan pembawaan cerita yang cenderung simple, kita diajarin tentang mencintai diri sendiri, keluarga, sahabat, dan pasangan. Bagaimana Ellie akhirnya sadar bahwa mencintai diri sendiri semudah itu. Pada akhirnya ia menyadari dan jujur pada dirinya sendiri siapa yang sebenernya Ellie cintai. Kedekatan Ellie dan Paul juga terlihat alami bahwa mereka adalah sepasang sahabat yang bisa saling melengkapi. Keluwesan dari para pemainnya membuat pesan dalam film ini bisa tersampaikan. Masih banyak lagi.

Source : IMDB

Begitulah film The Half of It yang menghadirkan banyak makna, meskipun masih ada kekurangannya. Tapi tak apa, toh semua film ga ada yang sempurna. Film ini termasuk yang punya cerita ringan tapi mengena. Ga perlu banyak mikir, walaupun nonton film ini ga bikin ketawa ngakak seperti kesukaan saya. Bukan juga film yang misterius ataupun banyak adegan berantemnya. Saya suka, udah gitu aja haha.

--------------------✿✿✿--------------------

Rating : 4/5

Hope you enjoy this review and spoiler
Related Post:

Comments

My Friends

Total Views

6229

Let's Read My Other Blogs Too !